Minggu, 09 Agustus 2009

FISIP ATAU HUKUM ..PILIHAN YANG CUKUP BERAT

Sudah 15 tahun saya tidak mengecap bangku kuliah, sejak kelulusan D3 bidang Manajemen, tiba-tiba timbul keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang sempat tertinggal lama. Tanpa berpikir panjang saya membeli formulir di bank yang ditunjuk oleh salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kota saya. Sambil harap-harap cemas saya menunggu waktu ujian tiba. Saat-saat yang dinantipun tiba dan saya dapat mengerjakan ujian dengan baik meskipun ada beberapa soal yang tidak dapat saya kerjakan karena saya betul-betul lupa cara pengeoperasiannya (matematika dengan rumus aritmetika dan logaritma). Kurun dua minggu waktu pengumuman hasil ujian,dengan harap cemas saya klik di site universitas tersebut..dan nama saya pun terpampang, saya lulus..sejenak saya terbengong-bengong tak percaya,tapi akhirnya saya tersenyum bahagia..saya diterima di FISIP di universitas favorite tersebut (impian saya selama ini) .
Sebenarnya ada cerita yang terlewatkan, selama masa penantian pengumuman tersebut,iseng saya mendaftar di salah satu universitas swasta yg cukup ternama di Fak.Hukum. Saya pikir ini cukup menarik minat saya disamping saran dari teman-teman saya yang jg seorang praktisi hukum.Sebagai ibu rumah tangga apa salahnya jika saya membuka kantor notariat kelak di rumah. Jadi saya tidak meninggalkan urusan rumah tangga disamping saya juga mempunyai bisnis yang lain (saya berwiraswasta juga).Setelah mendaftar yang ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, saya bisa langsung mengikuti perkuliahan yang sangat menyenangkan. Saya harus berterimakasih sekali pada teman-teman yang menyarankan saya untuk mengambil HUKUM (tidak mungkin saya sebutkan satu persatu).
Kembali ke cerita awal, ketika saya menerima berita bahwa saya telah diterima di FISIP, pada saat itu saya sudah diterima di Fak.HUKUM, Saya terdiam cukup lama, karena kejadian seperti ini dua kali saya alami. Pertama ketika saya diterima di FISIP salah satu universitas swasta ternama pada tahun 1991, tapi tidak jadi saya ambil karena saya harus mengalah pada kakak saya yang pada waktu itu kebetulan di terima di universitas yang sama dengan fakultas yang berbeda. Ayah saya tidak sanggup membayar uang kuliah dua anak sekaligus dengan biaya kuliah yang relatif cukup mahal. Akhirnya saya mengalah dengan mengambil Jurusan Manajemen D3 di sebuah Akademi ternama. Kini kejadian itu terulang lagi, saya diterima di Fisip universitas impian tapi saya sudah memutuskan jalah hidup yang harus saya ambil. Ada rasa sesal sedikit dan perang bathin tapi saya yakinkan bahwa inilah yang terbaik buat saya.
Hari pertama kuliah di Fakultas Hukum cukup menyenangkan juga, tadinya saya sempat minder karena faktor usia. ternyata ketakutan saya tak beralasan, teman-teman bahkan dosen-dosen sangat baik dan komunikatif. Rasa percaya diripun timbul, saya harus bisa dan pasti bisa. Saya ingin menjadi orang yang berarti di mata masyarakat, agar kelak anak-anak saya bisa bangga melihat keberhasilan orang tuanya begitu juga sebaliknya dan yang pasti saya tidak mau kalah pintar dengan anak-anak. (8 agt 09)


2 komentar:

etet1140 mengatakan...

Ayoooo smangat, maju terus pantang mundur !

chay cungkring mengatakan...

siaaaaaaaaaaaaappp...komandan!!